Rele Arus Lebih
Relay arus lebih (over current relay) adalah relay yang bekerja
berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu
dan jangka waktu tertentu. Fungsi utama dari relay arus lebih ini adalah untuk
merasakan adanya arus lebih kemudian memberikan perintah kepada pemutus beban
(PMT) untuk membuka.
2.1.1. Prinsip Kerja Rele Arus Lebih
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia
akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (Iset) atau
relay arus lebih meruapakan pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada
pengaman transformator tenaga.
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi
besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau
besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting.
2.1.2. Jenis-Jenis Relay Arus Lebih
Non-directional
Directional
Kontrol tegangan
Penahan tegangan
2.1.3. Karakteristik Relay Arus Lebih
a. Rele Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik
(10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan
dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.
b. Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi
gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan
waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat
gambar dibawah ini.
Gambar 2. Karakteristik Relay Waktu Tertentu (Defenite Time Relay)
Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Time Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik
yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
Standar invers
Very inverse
Extremely
inverse
Gambar 3. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse
Time Relay)
2.1.4. Pengaman Pada Relay Arus Lebih
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda
antara lain: Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena
itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus
fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum.
Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah). Pengamanan
hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari
arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut: Gangguan
tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi. Pentanahan netral
sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan
Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat
mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan
tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban,
maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral
pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus
netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus
ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat
jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral).
Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR
2.1.5. Fungsi Dan Penggunaan
Relay arus lebih tak berarah dan relay hubung tanah tak terarah
atau cukup disebut relay arus lebih dan relay hubung tanah. Relay ini berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa maupun fasa tanah
dan dapat digunakan sebagai :
1. Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah).
2. Pengaman cadangan pada trafo, generator dan transmisi.
3. Pengamanan utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial.
4. Pengamanan utama motor listrik yang kecil.
2.2. Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih
Pada tahap selanjutnya, hasil perhitungan arus gangguan hubung
singkat, dipergunakan untuk nilai setelan arus lebih, terutama nilai setelan
TMS (Time Multiple Setting) dari rele arus lebih dengan karakteristik jenis
inverse. Disamping itu setelah nilai setelan rele diperoleh, nilai arus
gangguan hubung singakat pada setiap lokasi gangguan yang diasumsikan, dipakai
untuk memeriksa rele arus lebih itu, apakah masih dapat dinilai selektif atau
nilai setelan harus dirubah kenilai lain yang memberikan kerja rele yang lebih
selektif, atau didapatkan kerja selektifitas yang optimum (Rele bekerja tidak
bekerja terlalu lama tetapi menghasilkan selektifitas yang baik). Sedangkan
setelan arus dari rele arus lebih dihitung berdasarkan arus beban yang mengalir
dipenyulang atau incoming feeder, artinya :
a) Untuk rele arus lebih yang terpasang dipenyulang keluar(Outgoing
Feeder) dihitung berdasarkan arus beban maksimum (Beban Puncak) yang mengalir
dipenyulang tersebut.
b) Untuk rele arus lebih yang terpasang dipenyulang masuk (incoming
feeder) dihitung berdasarkan arus nominal transformator tenaga.
Sesuai british standard untuk :
Rele inverse biasa disett sebesar 1,05 s/d 1,3 IBeban,
Sedangkan rele definite disett sebesar 1,2 s/d 1,3 IBeban.
Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah penyetelan waktu
minimum dari rele arus lebih (terutama di penyulang) tidak lebih kecil dari 0,3
detik. Pertimbangan ini diambil agar rele tidak sampai trip lagi akibat arus
inrush dari trafo distribusi yang memang sudah tersambung dijaringan
distribusi, sewaktu PMT penyulang tersebut dioperasikan.
No comments:
Post a Comment